“the myth” of community, co-production, and a reflection

| INDONESIAN |

Henri Lefebvre melalui magnum opusnya “the production of space”, pernah menyatakan salah satu elemen kunci untuk memahami ruang dan dinamika social pada fenomena kota adalah spesifikasi. Kompleksitas ruang beserta apapun proses produksi dan reproduksi didalamnya menjadikan ruang bersifat sangat spesifik dan unik.

Hal ini pula yang kembali mengaitkan memori saya tentang apa itu buku teles (basah) dan buku garing (kering). Sebuah istilah dari tradisi pembelajaran masyarakat Jawa yang secara singkat mendikotomikan kemampuan proses membaca secara harfiah melalui tulisan dan pembacaan melalui fenomena alam dan social secara nyata.

IMG_7138

Sebelum benar-benar terlibat dalam proses memahami “buku basah” melalui proyek field trip di Kamboja, saya hampir selalu mengamini pendapat Michael Foucoult, yang mungkin terlalu menghiperbolakan kehidupan masyarakat kumuh, dia berpendapat tinggalkan masyarakat kumuh dan mereka akan tahu bagaimana mereka memperjuangkan hak-haknya.

Continue reading ““the myth” of community, co-production, and a reflection”

Advertisement

wanita di garis depan permukiman informal ASIA

so, why you think that women are the frontline in the slum upgrading in Cambodia?

Because women are strong, especially in ASIAN, we cannot deny it,

Maurice Leonhardt , Asian Coalition of Human Rights (ACHR)

and everyone laughing and clapping

Sebuah jawaban yang seketika membuat beberapa teman saya kaget, dan sedikit heran. Terutama mereka yang memiliki kefanatikan di sudut pandang feminism. Barangkali berlaku juga buat anda yang berpendapat sama perihal kasus #dipasungsemen ibu-ibu rembang. Sehingga sempat memunculkan tanggapan dari seorang “cinta” aka Dian Sastrowardoyo yang mempertanyakan kemana bapak-bapaknya? Hai bapak-bapak kamu JAHAT,masa ibu-ibu yang harus dipasung berpanas-panas ria!. Ironi memang, tapi jangan marah dan sampai hati boykot filmnya, karena lantas pernyataan ini diklarifikasi lagi di kemudian hari.

Maurice, bukan orang baru di persoalan slum upgrading, bersama sejawat generasinya uncle ini mendirikan ACHR yang lebih dari 25 tahun lalu berdiri. Beliau cukup veteran untuk persoalan slum upgrading, terutama di wilayah Asia. Sehingga pernyataannya di 3rd International Workshop of City-Wide Upgrading di Kamboja, saya yakin bukanlah pernyataan yang spontas terlintas, tapi memang begitu adanya.

DSCF9086

Sempat terjadi diskusi yang cukup alot dengan beberapa teman wanita, terutama yang memang berpikir bahwa fighting the right itu adalah tanggung jawab bersama. Kenapa kita harus be-romantisasi dan menekankan bahwa semuanya adalah urusan wanita?.

Continue reading “wanita di garis depan permukiman informal ASIA”