dalam ilmu geografi, oasis atau oase adalah suatu daerah subur terpencil yang berada di tengah gurun, umumnya mengelilingi suatu mata air atau sumber air lainnya | wikipedia

Mungkin analogi ini menjadi terlalu hiperbolis, namun ini lah yang nyata-nyata aku terjemahkan untuk LPDP, sebuah kelembagaan baru pengelola beasiswa negara, yang mana hampir setahun aku terlibat didalamnya. Sebagai seorang bermental bounty hunter, yang kubangun semenjak masa kanak-kanakku diantaranya dengan mengikuti banyak kompetisi, apapun itu. Maka jadilah pencarian beasiswa adalah kompetisi lanjutan yang kelak akan ku perjuangkan bagaimanapun caranya. Beasiswa ini sebenarnya peluru ke tiga yang aku tembakkan, karena sebelumnya seperti yang telah aku ceritakan padamu, aku telah gagal didalam dua mekanisme beasiswa lain. Bukankah seorang pemburu tak pernah tau kapan dia akan menemukan harta karun ?. Bahkan baru aku ingat, selagi menunggu wisuda aku sempat mendaftar di program beasiswa professional untuk manajemen yang digagas oleh Prasetya Mulya Business School dan kembali aku gagal, kali ini di tahapan test psikologi. Entah kenapa aku selalu tidak beruntung jika berhadapan dengan hal berbau psikologi, mungkin ada yang aneh dengan kejiwaanku.

if ‘Plan A’ didn’t work, the alphabet has 25 more letters! , ya setidaknya kalimat ini yang selalu membuatku bersemangat untuk kembali mencoba.

orig_1427266706_tips_lolos_lpdp_oka_720x420.fw

Beasiswa Pendidikan Indonesia, sebenarnya ini lah nama resmi beasiswa yang belakangan menjadi primadona dikalangan scholarship hunter , dalam komunikasi internasional beasiswa ini dikenal sebagai Indonesia Endowment Fund For Education, namun nyatanya Beasiswa LPDP menjadi nama yang lebih populer ketimbang penyebutan dua nama sebelumnya. LPDP dilatarbelakangi oleh suatu kesadaran rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Dimana menurut laporan dari UNESCO pada tahun 2012 berdasar penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120(UNESCO : 2012). Sementara menurut The United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2012, Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI), Indonesia menempati urutan ke-121 dari 185 negara. Selain itu masih banyak lagi rujukan yang pada intinya menempatkan pendidikan Indonesia as one of the worst in the world . Sehingga wajar sebuah oase aku analogikan sebagai definisi singkat LPDP dengan segala upayanya untuk memperbaiki negeri.

B2FHb8iCMAImLb_

Satu dari banyak hal yang membuat LPDP menarik bagiku adalah kebebasan yang diberikan pasca study, ketika beasiswa kebanyakan pada saat itu mengisyaratkan awardee nya untuk terikat kontrak. LPDP memilih jalur berbeda, lembaga ini membebaskan awardee nya untuk menjadi apapun selama memberikan kontribusi terhadap negara. Hal yang kemudian oleh angkatan PK (Persiapan Keberangkatan) ku diabadikan dengan jargon devoted21ndonesia , hey bagaimana kabar kalian kawan !. Disisi lain, aku cukup bergembira karena pada saat itu setidaknya aku tidak menemukan seleksi psikologi yang acapkali menjadi kendala utamaku. Hahaha, ya barangkali ini adalah beasiswa tersimpel dengan mekanisme tercepat dalam memberi kepastian yang pernah ada. Bayangkan dengan empat kali sistem intake tiap tahunnya, dan kepastian diberikannya beasiswa hanya dalam kurun waktu kurang dari enam bulan, atau mungkin ada yang lebih baik dari ini ?. Ya, mungkin setiap beasiswa (apapun) akan memberikan poin kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tetapi dengan visi kebangsaan yang jelas, networking yang ditawarkan, serta kemudahan dalam hal seleksi dan pendanaan, LPDP akan selalu menjadi daya tarik sendiri bagi peminat beasiswa. Maka tidak heran beberapa pihak mensejajarkan LPDP nantinya akan setangguh US-AID, AUS-AID, Erasmus, bahkan menurutku akan lebih baik mengingat lembaga ini sangat elastis dan peka terhadap perubahan menuju lembaga penyedia beasiswa terbaik.

LPDP merupakan program bersama dari tiga kementrian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Keuangan yang bersumber utama dari dana APBN yang dialokasikan sebesar 20% untuk dana pendidikan (sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945), dana tersebut dikelola sebagai dana abadi dan selanjutnya diinvestasikan. Alokasi dana ini ternyata tidak hanya diperuntukkan bagi beasiswa, tetapi mencakup pendanaan riset, dan juga perbaikan fasilitas pendidikan. Untuk mekanisme beasiswa sendiri akan dipisahkan berdasarkan jalur regular, afirmasi, presidensial, spesialis kedokteran, serta tesis disertasi.

untuk informasi dan syarat lebih lengkap kunjungi website resmi LPDP

www.lpdp.kemenkeu.go.id

Tulisan ini tidak akan banyak membahas mengenai bagaimana syarat, ketentuan, dan mekanisme dari LPDP. Karena mekanisme ini bisa saja berubah sewaktu-waktu (seperti yang ku mention tentang elastisitas LPDP) , seperti contoh di periode awal beasiswa ini hanya menggunakan dua sistem seleksi yakni administrasi dan wawancara. Kemudian berkembang menjadi administrasi-LeaderlessGroupDiscussion (LGD)-wawancara, dan yang paling baru (seleksi tahap 3 periode 2015) ditambahkan proses writing essay on the spot . Hahahaha, tetap saja belum kutemui adanya seleksi psikologi!

Jika mengacu apa yang kudapat pasca PK, program pembekalan pasca wawancara yang digagas LPDP untuk memberikan penanaman nilai-nilai nasionalisme, kepemimpinan, pemberian basic life skills, financial litercy, dll, maka eksistensi LPDP juga sebagai upaya menyongsong Indonesia Emas 2045. Seratus tahun kemerdekaan Republik Indonesia !. Langkah yang prestisius dimana negara rupanya sudah tergerak untuk berinvestasi di tataran manusia dan edukasi. Sekedar flashback bahwa paradigma pembangunan negara-negara berkembang sebelum abad 21 adalah hutang yang kemudian dipergunakan untuk pembangunan ekonomi, sayangnya banyak nilai hutang yang ada lantas digunakan lebih dominan untuk sektor non-manusia. Dilain sisi ada kesimpulan unik  dari seorang ekonom  bernama Walt Whitman Rostow , bahwa posisi hutang luar negeri dianggap sebagai the missing link dalam mata rantai pembangunan ekonomi. Dalam dunia praktis, hutang luar negeri merupakan vicious cyrcle dalam pembangunan. Celakanya banyak negara berkembang saat itu, termasuk Indonesia terjebak oleh euforia hutang luar negeri serta pembangunan ekonomi yang banyak pihak beranggapan mengaplikasikan metoda trickle down effect (dimana negara memberikan fasilitas pada segelintir pihak, dengan harapan akan memberi manfaat pada masyarakat luas) yang toh pada akhirnya gagal menciptakan kestabilan kemakmuran. Teori ini sepintas mengingatkan akan bait lagu rhoma irama

yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin –.

Ah sudahlah kalau aku berbicara tentang hal ini dan menggugat apa yang sudah berlalu, aku tidak akan lebih bermartabat dari mulut-mulut yang berkoar tanpa sedikit pun bergerak. Meminjam kalimat dari seorang kawan di media sosial , NATO , no action talk only, no action text only, no action tweet only. Semoga ikhtiarku dan awardee lain melalui study lanjut lebih dari sekedar itu semua. Setidaknya It is better to light a candle than curse the darkness – chinesse proverb. Dan ini jalan yang sedang aku perjuangkan untuk menyalakan sedikit cahaya.

Namun jikapun berandai-andai maka kita setidaknya belajar bagaimana Jepang yang bangkit setelah di bumi hanguskan dengan mengedepankan pendidikannya. Silahkan kau cari bagaimana Jepang bangkit dengan mengejar ketertinggalannya melalui pendidikan. Atau bagaimana Malaysia yang dulunya ‘menyekolahkan’ gurunya untuk belajar ke Indonesia namun saat ini mampu menjelma sebagai salah satu negara maju. Jika ditelisik dari sisi tingginya pendidikan, maka sebuah pernyataan menarik dari mantan Menteri Pendidikan Nasional di Era SBY, Muhammad Nuh pernah berpendapat bahwa perbandingan antara jumlah doktor dengan populasi Indonesia, yakni 98 doktor berbanding satu juta penduduk. Di negara lain, seperti Malaysia dan Singapura pada saat yang sama memiliki ratusan doktor dan master, yakni antara 250-300 doktor per satu juta penduduk. Dari fakta empirik ini mungkin kita bisa menarik kesimpulan sederhana bagaimana kaitan tenaga terdidik dan professional terdidik dengan kemakmuran negara. Sehingga hasilnya mereka memiliki kekuatan melebihi potensi dasar yang mereka punya. Sebenarnya titik temu investasi pendidikan atau manusia ini bukanlah hal baru,

Istilah modal manusia (human capital) ini dikenal sejak empat puluh tahun lalu ketika Gary S. Becker, seorang penerima Nobel di bidang ekonomi membuat sebuah buku yang berjudul Human Capital (Becker, 1964)

Teori human capital menganggap sumber daya manusia dianggap sebagai capital goods yang dapat menentukan upaya pencapaian manfaat produktivitas sebagaimana bentuk capital lainya seperti teknologi, mesin, tanah dan uang. Sebagai investasi, maka pendidikan akan menghasilkan tingkat balikan (return), yang terbagi menjadi dua yakni tingkat balikan individu (individual return) dan tingkat balikan social (social return). Secara ideal maka semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan penerimaan pendapatan, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin signifikan kontribusinya pada masyarakat. Rupanya ini yang sedang dikejar oleh LPDP melalui besarnya dana yang digulirkan.

“Jangan kita andalkan masa depan bangsa ini pada sumber daya alam. Kita harus mengandalkan pada sumber daya manusia”

Presiden ke-3 RI B.J. Habibie

Maka jadilah benang merah tulisan yang mungkin bagimu sedikit atau banyak sok tau , sebuah penekanan untuk ajakan kembali memperbaiki negeri. Melalui jalan yang memang tidak mudah , tetapi juga tidak terlalu mustahil untuk dilaksanakan, ya kembalilah melanjutkan studimu di tempat terbaik manapun yang kau mau. Wajarlah anggapanku LPDP adalah oase yang dalam persepsiku lantas mengobati dahaga kerinduan anak negeri akan perhatian dari ibunya sendiri. Ingatlah kawan , sebuah analogi sederhana seorang ibu terkadang terlampau perhatian, sayangnya anak terkadang cenderung acuh terhadap perhatian ini. Keputusan di tanganmu, sebuah pepatah lama mengatakan all roads lead to Rome , artinya kurang lebih sama dengan analogy alphabeth yang aku kutip di awal cerita. Sangat banyak pemberi beasiswa menawarkan jalan beasiswa, tetapi untuk saat ini bolehlah aku berkesimpulan LPDP yang terbaik, paling tidak pertimbangkanlah untuk mempersiapkan dokumenmu untuk LPDP !.

Sejatinya aku sangat beruntung bisa bergabung dengan keluarga besar ini, bertemu dengan orang-orang hebat diluar bayanganku sebelumnya. Melalui program Persiapan Keberangkatan (PK) kau akan diajak lagi untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya, bertemu dengan tokoh-tokoh nasional yang berasal dari tokoh masyarakat yang terkadang kita tidak tau namanya namun sudah berkontibusi besar terhadap lingkungan, atau seorang lulusan harvard yang kembali ke Indonesia mengembangkan bisnis solutif bertajuk sosiopreneur, menteri-menteri yang selama ini kau idolakan, bahkan seorang Presiden sekalipun. Bagaimana cerita PK ? jadilah awardee LPDP terlebih dahulu! namun sebagai bocoran salah satu kejahatan PK adalah mempertemukan orang baru untuk kemudian dipisahkan –  Mohammad Kamiluddin -, sedih ya ? atau biasa saja hehe..

LPDP tidak akan mengguruimu, karena setelahnya pun menjadi keputusanmu untuk kembali ke pertiwi dan membangun puingnya lagi atau tidak. Tapi untuk dirimu yang masih berhati nurani, ingatlah kawan beasiswa ini adalah bagian amanat rakyat yang dibayarkan melalui pajak yang tidak sedikit dibayarkan. Membangun negeri dan memberi manfaat pada masyarakat luas akan lebih bernilai ketimbang kesuksesan tolak ukurnya hanya individual. Oase yang kau temukan di keringnya padang pasir terserah mau kau nikmati sendiri atau kau bawa kembali untuk pelepas dahaga manusia disekitarmu.

Kembali mengutip petikan status facebook dari Bapak Mohammad Mackhdum , Director of Planning, Partnership and Investment LPDP

Semoga para penerima beasiswa LPDP dan alumninya sangat menyadari bawa mereka disekolahkan oleh negara. Mereka berhutang kepada rakyat Indonesia (pembayar pajak) bukan pada LPDP. Sudah sewajarnya mereka memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Tiga-lima tahun ini, LPDP akan selalu ditanya berapa jumlah penerima beasiswa LPDP dan sekolah di mana saja serta jurusannya apa. Lima dan sepuluh tahun yang akan datang, pertanyaan akan berubah: apa kontribusi alumni LPDP bagi negeri ini. Apa yang telah alumni LPDP kerjakan, di bidang apa saja mereka memilih profesi dan peran-peran apa yang mereka jalankan. Semoga Alloh selalu memberikan petunjuk dan perlindungan bagi kita semua.

aku akan sangat terbuka berbagi pengalamanku mengenai LPDP, ini juga bagian dari sedikit upayaku membagi sedikit terang untuk kembali menyalakan Indonesia.

silahkan unduh dokumen beasiswa LPDP , essay, dan personal statement yang mengantarkanku selangkah lagi menghirup udara di negari Ratu Elizabeth. semoga membantu dan memberi manfaat.

LINK DOWNLOAD DOCUMENT BEASISWA LPDP

Probolinggo 21.08.15

9 responses

  1. Membaca tulisan ini membuat saya juga ingin mendapat beasiswa mas. Terima kasih sudah berbagi pengalaman lewat tulisan 🙂

    Like

    1. monggo bro kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja yang mau, when you still have any question regading to this , do not hesitate to catch me up ! good luck !

      Liked by 1 person

  2. tulisan ini, dari judul udah keliatan berat, sebagian isinya cocok jadi pengisi latar belakang skripsi, jadi seharusnya saya udah bisa ngantuk abis baca ini. tapi kalimat “entah kenapa aku selalu tidak beruntung jika berhadapan dengan hal berbau psikologi, mungkin ada yang aneh dengan kejiwaanku” bikin saya ketawa sampe rasa ngantuk yang sempat muncul jadi hilang lagi.

    already downloaded your LPDP documents, will read it later. wish me luck with my application! 😀 dan semoga saya tdk jadi salah satu kejahatan PK yang dipertemukan dengan orang baru untuk kemudian dipisahkan :v

    Like

  3. Apa salah satu syarat penerima beasiswa LPDP harus dari kampus negeri atau swasta juga boleh ? 😀

    Like

    1. semua kampus boleh, yang penting adalah tujuan kampus kedepannya itu harus terakreditasi A dalam negeri atau 200 dunia di luar negeri

      Like

  4. Hallo kak iqbal, Saya mau nanya :
    1) Apakah kelebih menjadi seorang alumni awardee LPDP ? Apakah nantinya alumni LPDP lebih mudah diterima bekerja di Indonesia ? (setelah pulang dari belajar)
    2) Apakah konsekuensi atau resiko apabila kita mengundurkan diri dari beasiswa LPDP ? (pertanyaan teman saya, yang asay arasa sangat visioner)

    Terima kasih kak 🙂

    Like

    1. 1). LPDP memiliki jejaring alumni yang memungkinkan kolaorasi di banyak sekor, yang secara continue berhubungan satu dengan yang lainnya, LPDP juga memiliki organisasi Mata Garuda (Alumni) yang secara intensive erhubngan dengan stakeholders di Indonesia
      2). Mundur dalam hal ini apa ya? , kalo misalnya udah tanda tangan kontrak maka akan ada konsekuensi yang berlaku sesuai dengan kontrak yang ditandatangani kedua belah pihak.

      Like

  5. […] yang lalu saya memulai tulisan saya tentang ikhtiar untuk study lanjut dan segala hal mengenai beasiswa. Setahun yang lalu saya memulai tulisan saya di halaman depan rumah saya di sudut Kota Probolinggo, […]

    Like

Leave a comment

The author

@nelzamiqbal

Related posts